Selasa, 02 September 2008

Rekomendasi Pak Natsir Sangat Diakui Dunia International

Rekomendasi Pak Natsir Sangat Diakui Dunia International

Rekomendasi dari Pak Natsir untuk mengirimkan pelajar Indonesia ke Negara Timur Tengah sangat berharga dan diakui di mata International.”

Ketua Umum Gerakan Persaudaraan Muslim Indonesia (GPMI) Ahmad Sumargono menuturkan kredibilitas Natsir sangat diakui di dunia international. Terutama oleh negara-negara Timur Tengah. Ia banyak berjasa memberikan rekomendasi untuk mengirimkan para pelajar muslim ke negara Arab Saudi, Mesir dan India. Berkat rekomendasi darinya itulah para pelajar muslim bisa diterima sekolah di luar negeri.

Pria kelahiran 1943 yang biasa disapa Gogon mulai bergaul dengan Natsir sejak 1966, setelah Natsir dibebaskan dari penjara lantaran dituduh pemberontak. Saat itu Gogon aktif melakukan aktivitas dakwahnya bersama Natsir. “Saya terkesan nasehat dari Pak Natsir, agar dalam berjuang meninggalkan penyakit farihun sebagaimana tertuang dalam QS Ar-Rum ayat 31. Yang menjelaskan agar dalam berjuang tidak merasa bangga dengan kelompok dan golongan (berpecah belah) yang bisa menyebabkan kemusyrikan,”tutur pria asli Purworejo Jawa Tengah itu.

Gogon mengungkapkan prinsip dan etika Natsir dalam bergaul baik secara nasional maupun international. Natsir mempunyai prinsip yang kokoh, sederhana dan hingga akhir hayatnya termasuk pemimpin yang bersih. Tidak pernah ada orang membicarakan tentang kecacatannya. Natsir bukan hanya pemimpin nasional, tapi juga pemimpin dunia Islam. Persatuan dan kesatuan umat selalu beliau gembar-gemborkan agar umat islam tidak berpecah belah.

Di antara peranan Natsir dalam dunia internasional, adalah mendamaikan pertikaian yang terjadi antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Malaysia, meskipun saat itu ia mendekan dalam penjara. Ia sempat membuat surat untuk Perdana Menteri (PM) Tengku Abdurrahman, hingga akhirnya utusan Indonesia bisa masuk ke negara Malaysia.

Berkat jasa Natsir juga akhirnya pemerintah Jepang berkenan memberikan bantuan dana buat Indonesia ketika mengalami masa pelik. Ia juga peduli dan perhatian terhadap persoalan Palestina. “Kita pernah diundang Pak Natsir untuk membicarakan bantuan apa yang akan kita berikan untuk saudara-saudara kita di Palestina,” papar Gogon yang kental dengan logat Betawinya.

Gogon menjelaskan, setelah pertemuan itu itu akhirnya Natsir memprakarsai pembentukan Komite Indonesia Untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI) dibawah naungan Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII). “Saat itu Pak Natsir memutar film tentang peristiwa-peritiwa Palestina yg sangat tragis dengan mengajak tokoh-tokoh Islam seperti Kiai Nur Ali, Keluarga Abdullah Syafi’i dan beberapa tokoh lain.

Perjalanan dan perkembangan KISDI cukup baik, sehingga mampu berkiprah dan mengurusi berbagai urusan di dunia Islam. Belum lagi tiga strategi dakwah Natsir yg diakui dunia, yang diterima oleh semua golongan. “Tidak ada sedikitpun konflik-konflik ideologi yg muncul. Modal Pak Natsir dalam meraih prestasi adalah keihlasan,”ungkap Gogon.

Ia menjelaskan Natsir mulai mendapat tempat di mata international saat perjuangannya mempersatukan nusantara yang dikenal dengan ‘Mosi Integral dan keaktifannya di Partai Masyumi.’ Saat itu ia melakukan safari dengan melakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh nasional. Ternyata perjuanganya tersebut dipantau dunia international.

Memang di mata International, lanjutnya Natsir begitu disegani dan mengagumkan, sedangkan di Indonesia merasa terasing. Ini hal biasa karena perbedaan ideologi, karena sejak zaman kekuasaan Soekarno ia sangat anti dengan komunis. Karena bisikan-bisikan dari komunis akhirnya Natsir dan kawan-kawannya di jebloskan penjara dengan tuduhan terlibat dalam Pemberontakan Rakyat Republik Indonesia (PRRI) Permesta.

“Tuduhan itu tidak benar, tergantung sudut pandangnya. Bagi pemerintahan Soekarno Natsir dianggap tidak sejalan dengan ideologi Pancasila sehingga ia dianggap pemberontak. Sedangkan bagi para pejuang kemerdekaan ia dianggap sebagai pahlawan,”jelas Gogon

Bahkan sampai sekarang Natsir belum juga mendapat gelar pahlawan nasional karena pola-pola pemikiran komunis bergeser menjadi pemikiran sekuler. Mereka tetap menghalagi dan menganggap Natsir bukan sebagai pahlawan.

Kaum sekuler beranggapan Natsir sangat berbahaya bagi pandangan hidupnya apalagi ia sebagai pimpinan Masyumi. “Ideologi Pak Natsir bertentangan dengan ideologi yang diperjuangan masa pemerintahan Soekarno. Selain itu pemimpin sekarang juga masih sangat terpengaruh terutama di kalangan militer.

Biar bagaimana pun juga militer masih tetap alergi dengan pembentukan negara Islam. Seminar-seminar seabad Natsir yang baru-baru diadakan, intinya adalah untuk memberi gelar Pak Natsir sebagai Pahlawan Nasional. “Kita sedang mengusahakan gelar pahlawan bagi Pak Natsir, namun itu juga tergantung dari sikap dan keputusan presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berlatarbelakang tentara,”ungkapnya. Namun harapan ini masih tipis sebab dikalangan militer, masih mengecap Pak Natsir sebagai tokoh pemberontak. (Andy Sulistiyanto)

Tidak ada komentar: